INFOBERAU.COM, TANJUNG REDEB – Perdagangan telur penyu, aksesoris yang terbuat dari sisik penyu bahkan pengawetan penyu untuk dijual sebagai pajangan beberapa tahun lalu masih marak di Kabupaten Berau.
Namun sejak tahun 2019, perdagangan penyu dan produk turunannya mengalami penurunan drastis. Ini berdasarkan hasil survei pasar yang dilakukan oleh Yayasan Penyu Indonesia (YPI).
Berita terkait:
Menurut YPI, dari hasil survei di lapangan, penurunannya signifikan, mencapai 95 persen.

Ketua YPI Berau, Bayu Sandi, survei pasar ini dilakukan dari Tanjung Redeb hingga Pulau Derawan, yang selama ini dikenal sebagai pusat ‘oleh-oleh’ berbahan penyu bagi wisatawan lokal.
Berita lainnya:
- Ini Asal-Usul Nama Pulau Derawan, Maratua dan Sekitarnya
- Pulau Maratua Dapat Limpahan Wisatawan dari Republik Seychelles
Bayu Sandi mengakui, penurunan ini merupakan hasil kerja keras banyak pihak, terutama Pemerintah Berau, yang berkomitmen melestarikan penyu yang jadi daya tarik wisatawan.
“Salah satu upaya yang paling berpengaruh adalah memberikan pemahaman sekaligus solusi kepada para pengrajin (produsen aksesoris berbahan sisik penyu), agar mereka tetap bisa membuat kerajinan, namun menggunakan berbagai bahan yang lebih ramah lingkungan,” kata Bayu Sandi.