INFOBERAU.COM, SAMARINDA – Sejumlah mahasiswa Kabupaten Berau melakukan aksi unjuk rasa Kota Samarinda, Jumat (21/2/2020).
Mahasiswa berunjuk rasa, menuntut agar kepala Asrama, Arie Ramaliansyah mundur dari jabatannya. Mereka juga menuntut agar Bupati atau Wakil Bupati mencopot kepala asrama jika tidak bersedia mengundurkan diri.

Aksi ini merupakan aksi solidaritas terhadap dua orang rekan mereka yang dikeluarkan dari asrama. Shafiq, mahasiswa asal Berau mengatakan, keputusan mengeluarkan dua rekan mereka dari asrama tanpa disertai alasan yang jelas. Bahkan tanpa peringatan sebelumnya.
“Belum lagi persoalan tendensius yang dinilai tidak cakap menyelesaikan persoalan yang ada di asrama, sebagai pemimpin dan selaku orangtua yang memangku kedudukan tertinggi (di asrama) dinilai tidak profesional dalam melakukan tindakan,” ujar Shafiq.
“Kami minta dia diganti secepatnya,” tegasnya.
Dituntut Penjelasan, Kepala Asrama Terpaksa Buka Aib

Dikonfirmasi wartawan secara terpisah, Kepala Asrama Mahasiswa Berau, Arie Ramaliansyah mengatakan, sevenarnya tidak ingin mengungkapkan alasan mengapa dirinya mengeluarkan kedua mahasiswa tersebut, karena menyangkut aib atau perilaku yang dinilai tidak pantas.
Namun karena desakan mahasiswa penghuni asrama, dan tidak ingin dirinya dianggap berlaku tidak adil, Arie Ramaliansyah akhirnya mengungkap alasannya.
“Untuk (penghuni asrama) statusnya masih mahasiswa, satu orang berinsial AHS mahasiswa tahun 2012, karena tersandung kasus Narkotika. Yang kedua yakni MB mahasiswa tahun 2012-2013, saya keluarkan karena kerap membawa perempuan ke asrama,” ungkapnya.
Mahasiswa berinisial MB itu, menurut Arie, meski dikeluarkan dari asrama, pihaknya tetap memberikan fasilitas di mess Berau. Sehingga lebih mudah terpantau agar tidak mengulangi perbuatnnya.
“Saya keluarkan (dari asrama), tapi saya tetap bertanggung jawab. MB saya tempatkan di mess,” ujarnya.
Kepada wartawan, Arie menjelaskan, tugasnya sebagai kepala asrama adalah melakukan pengawasan, agar mahasiswa yang jauh dari para orangtua itu tidak berperilaku menyimpang.
“Mereka (penghuni asrama) tidak tahu, hampir setiap malam saya bertanya kepada warga sekitar. Memang benar (oknum mahasiswa itu) kerap membawa wanita (ke asrama),” katanya.
Menurut Arie, jika perilaku oknum mahasiswa tersebut dibiarkan, akan memberi contoh buruk bagi junionya. “MB kami ajarkan bertanggung jawab di mess. Agar tidak membawa perempuan lagi ke asrama,” tegasnya.
Mungkin perlu di luruskan lagi min demo di lakukan dimana, kepala mess berau dan ketua asrama itu beda min.. Saya kira perlu klarifikasi lagi dari 2 belah pihak agar berita lebih akurat