INFOBERAU.COM, TANJUNG REDEB – Gerhana matahari cincin menampakan diri di langit Kabupaten Berau, Kamis (26/12/2019).
Fenomena astronomi ini menjadi daya tarik bagi masyarakat. Para pengendara memilih menghentikan laju kendaraannya, sementara para pekerja kantoran keluar ruangan untuk menyaksikan fenomena ini.
Namun ada juga yang sudah jauh-jauh hari mempersiapkan diri. Untuk mengabadikan momen gerhana cincin melalui lensa kamera.
Sedewo Winarno, salah satu anggota komunitas fotografi di Kabupaten Berau sudah mempersiapkan kamera, lengkap dengan aksesorisnya.
Menggunakan lensa dengan rentang 150-500mm miliknya, Dewo membidik matahari melalui layar LCD kamera.
“Gerhana cincin ini fenomena yang langka, katanya hanya terjadi satu atau dua tahun sekali,” ujarnya, seraya memasang filter lensa kamera.

Tidak hanya pehobi fotografi dengan kamera mirrorless atau DSLR yang ingin mengabadikan fenomena ini.
Sejumlah warga juga berupaya mengambil gambar dengan handphone. “Tapi gambarnya enggak jelas, karena Cuma pakai HP (handphone),” kata Jupita Putriani, salah seorang staf di Dinas Komunikasi dan Informatika ini.
Sementara warga lainnya rela merogoh sakunya demi melihat secara langsung gerhana matahari dari roof top sebuah hotel berlantai delapan.
Mereka yang datang ke hotel ini harus memasan makanan atau minuman agar bisa menggunakan fasilitas hotel ini.
“Ya ini kan pemandangan yang tidak bisa kita lihat sehari-hari. Sesekali melihat langsung dari tempat yang tinggi,” kata Rais, warga Kota Tanjung Redeb. Sebagian besar warga menggunakan kacamata hitam, agar tidak silau saat melihat gerhana matahari.
“Tapi saat dipakai malah gelap,” imbuhnya. Warga juga mengaku takut, menatap langsung ke matahari akan menyebabkan sakit mata.
Pantauan Info Berau, saat fenomena ini berlangsung, wilayah Kabupaten Berau sebenarnya tengah ditutupi awan. Namun para fotografer ini beruntung, karena awan tak sampai menutupi matahari.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Berau, Tekad Sumardi mengatakan, wilayah Berau pada hari Kamis (26/12/2019) memang sedang berawan.
Fenomena ini, kata Tekad Sumardi juga tidak berdampak terhadap ketinggian air laut maupun gelombang. “Berbeda dengan gerhana bulan yang mempengaruhi pergerakan air laut,” tandasnya.