INFOBERAU.COM, BATU PUTIH – Memasuki tahun 2020, masih banyak perkampung di Kabupaten Berau yang belum bisa menikmati fasilitas listrik. Salah satunya Kampung Tembudan, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Warga di kampung ini sudah bertahun-tahun lamanya menggunakan alat penerangan seadanya saat malam hari.
Lilin, pelita atau lampu berbahan bakar minyak adalah penerangan alternatif yang mereka miliki.
Peristiwa kebakaran yang merenggut nyawa bayi berusia 10 bulan di Kampung Tembudan belum lama ini, karena keluarga ini menggunakan lilin untuk menerangi rumah.
Naas, lilin itu tak sengaja menyambar BBM jenis pertalite yang tumpah karena tersenggol kaki anak-anak. Akibatnya sungguh fatal.
Bayi yang masih 10 bulan bernama Ahmad Lutfy kehilangan nyawanya karena menderita luka bakar hingga 85 persen.
Lilin digunakan karena belum ada aliran listrik yang sampai ke kampung ini. Camat Batu Putih, Muzakir mengatakan, sudah sejak bertahun-tahun lalu warganya mengusulkan jaringan listrik.
“Setiap tahun sudah kami usulkan, tapi sampai sekarang belum diakomodir,” kata Muzakir kepada wartawan.
Pihaknya berharap masyarakat Kampung Tembudan bisa menikmati fasilitas listrik seperti masyarakat Berau lainnya.
“Sebenarnya masyarakat Kampung Tembudan itu menggunakan solar cell, tapi karena sekarang sedang musim hujan, aki (baterai) solar cellnya drop (kehabisan daya,” ungkapnya.
Pihaknya berharap, agar PT PLN, yang memiliki kewajiban dan kewenangan mengurusi kebutuhan listrik, bisa segera mewujudkan harapan warga Kampung Tembudan.
Manajer Unit Layanan Pelanggan, PT PLN Kabupaten Berau, Hendra membenarkan, jika Kampung Batu Putih belum teraliri listrik.
Namun kampung ini sudah masuk dalam usulan pekerjaan tahun 2020.
“Sudah sempat kami sampaikan (rencana pembangunan jaringanke listrik) ke Pak Bupati. Kita (PLN) masih menunggu anggaran 2020 keluar. Bulan Maret baru bisa kita pastikan anggaranya,” kata Hendra melalui pesan whatsapp.