INFOBERAU.COM, TANJUNG REDEB – Sejak dipopulerkan sebagai herbal penyembuh kanker, kayu bajakah mendadak booming.
Para pedagang bermunculan di berbagai jenis media sosial, menjual potongan kayu bajakah. Terutama di media sosial facebook jual-beli Berau.
Di Berau, bajakah memang tidak sulit dicari. Bahkan saat Info Berau menyambangi Kampung Long Suluy, Kecamatan Kelay beberapa waktu lalu, Bajakah begitu mudah didapati.
Awalnya, Bajakah hanya diperjual-belikan melalui media sosial. Namun belakangan kayu bajakah juga muncul di berbagai tempat di Kabupaten Berau.
Seorang pedagang memajang tumpukan kayu bajakah di atas meja kecil. “Akar bajakah” dan “akar bajakah obat herbal asli” begitu tulisan di lembar triplek sang pedagang.
Kayu bajakah itu sudah dipotong-potong menjadi bagian kecil, sekitar 10 centimeter. Sedangkan diameternya bervariasi.
Untuk yang berdiameter kecil, diikat dalam satu ikatan berisi 3 batang kayu bajakah. “Harganya Rp 100 ribu per ikat,” kata pedagang tadi menawarkan.
Bahkan pedagang itu juga memberikan tips, bagaimana cara merebus kayu bajakah. Pedagang ini mengaku mendapat kayu bajakah dengan membeli dari orang lain di Kalimantan Tengah.
Namun tidak sedikit pula warga di Berau yang menebangi kayu bajakah serta menjualnya lewat forum jual-beli facebook.
Menanggapi hal ini, Kepala Seksi Konservasi Wilayah I, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur, Dheny Mardiono berharap, masyarakat tidak latah menjual dan mengonsumsi bajakah.
Motif ekonomi, menurut Dheny bisa memicu terjadi perambahan hutan hanya untuk mendapatkan kayu bajakah.
“Jangan diambil secara sporadis,” kata Dheny. Apalagi, menurutnya, kayu bajakah ini ada ratusan jenisnya. “Bisa jadi beda jenis, beda khasiatnya. Jadi lebih baik tidak mengonsumsi, karena belum tentu ada khasiatnya. Khawatir akan berakibat fatal,” ujar Dheny.
Pasalnya, menurut Dheny, ada kayu bajakah (yang tidak disebutkan jenisnya) kerap dijadikan inang oleh bunga raflesia, atau bunga bangkai. Bahkan ada juga yang beracun.
Kayu Bajakah menjadi populer setelah tiga siswa SMA asal Palangkaraya, Kalimantan Tengah ( Kalteng ) mereka sukses meraih medali emas di Korea Selatan berkat penelitiannya seputar manfaat bajakah dalam penyembuhan kanker payudara.
Namun Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia Prof Dr dr Aru Sudoyo klaim khasiat bajakah itu perlu penelitian yang mendalam.
Sementara, siswa yang melakukan penelitian khasiat bajakah, Aisya dan Anggina mengatakan, penemuan mereka itu masih bersifat karya ilmiah dan mereka tidak bisa melakukan produksi obat karena harus ada penelitian yang lebih detil lagi.
“Kita mau menjelaskan, ini kan baru penelitian awal jadi belum diproduksi lebih lanjut lagi, harus lebih diperdalam lagi,” kata Aysa saat ditemui di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta Pusat.
Kedua siswi SMA ini memang sengaja menyembunyikan secara detil mengenai jenis dan ciri-ciri tanaman bajakah yang mereka ambil, untuk menghindari ekploitasi berlebih yang dapat memberikan efek negatif pada hutan kalimantan.
“Tolong dipilah dulu karena kami kan belum terbuka (menyebut jenisnya) jadi itu kan banyak jenisnya jadi takut salah konsumsi gitu, jadi mungkin masyarakat lebih hati-hati lagi,” ungkap Anggina.